Header Banner JagoanStore

Selasa, 07 Agustus 2012

Kisah Nyata Abu Sawawa Bagian Ke-10


Dibentangkan Segala Dosa
Oleh Abu Sawawa

Lagi Asyik saya sama kerjaan tiba-tiba suara eyang itu datang lagi ke telinga saya.
“Jang nanti malam eyang akan berikan sesuatu pada kamu persiapkan saja!”


Malam itu saya tidak  kerja lembur, sesudah shalat Isya langsung saja saya tidur. Pekerjaan hari ini lumayan cukup membuat saya lelah. Seharusnya saya lembur karena sisa pekerjaan yang dikejar target masih banyak yang belum saya selesaikan. Tapi malam ini saya memutuskan untuk tidak lembur.
Jam satu malam saya terbangun. Ketika itu saya merasa ada makhluk yang tinggi besar menghimpit badan saya hingga saya terbangun.

“Sudah waktunya kamu bangun, tahajudlah!” Suara yang sudah tidak aneh lagi di telinga saya.
Biasanya kalau suara itu datang kepada saya, saya selalu penasaran untuk menjawabnya. Tapi kali ini saya tidak bicara karena apa yang disarankannya tidak salah. Dia suruh saya shalat Tahajjud. Saya pergi ambil wudhu kemudian saya shalat.
Setelah selesai shalat saya lanjutkan dengan  wirid. Ketika Wiridan tiba-tiba di depan  saya seperti ada layar besar diisi dengan gambar-gambar kelakuan hidup saya yang pernah saya lakukan selama hidup. Mata saya melihat gambar sedangkan telinga saya mendengar suara gaib memberikan komentar tentang apa-apa yang saya lihat.

Yang pertama saya melihat kelakuan saya yang membuat saya tertawa. Kelakuan saya dari kecil sampai sekarang. Setelah itu saya lihat kelakuan saya yang memalukan dosa-dosa dan aib terbentang di depan saya. Di saat saya melihat kelakuan saya penuh dengan dosa dan aib suara gaib terus memojokkan saya.  Dia terus memojokkan saya dengan dosa yang pernah saya lakukan. Situasi ini membuat saya tidak bisa bicara apa-apa. Saya merasakan seolah semua mata melihat saya dan memojokkan saya. Saya membayangkan ini terjadi di yaumil hisab yang pastinya seisi dunia melihat saya. Keringat dingin keluar di sekujur tubuh saya, hati saya gemeter hingga akhirnya saya menangis dan sujud di atas sajadah. Untaian kata mohon ampun kepada Alloh mengalir begitu saja dari mulut saya. Saya terus menangis merasa malu luar biasa dengan apa yang saya lihat. Dengan dosa-dosa yang telah saya perbuat selama ini hidup saya.

“Jang kasep, sudah jangan terus menangis semua orang tidak ada yang tidak punya dosa. Dosa tidak bisa hanya ditangisi tapi dosa hanya bisa ditebus dengan tobat kepada Alloh SWT. Mohonalah ampun kepada-Nya karena tidak ada dosa yang tidak bisa diampuni Dia kecuali menyekutukan Dia”
Suara Ghaib ini kedengaran suaranya beda dengan biasanya. Suara ini seperti orang tua yang penuh wibawa dan bijaksana. Terasa di kepala saya seperti ada tangan mengusap-ngusap penuh kasih sayang.

“Sebenarnya eyang ini siapa?” Dan mengapapa tahu segala perbuatan saya selama ini?  dari mana eyang bisa mengetahuinya?”
Saya bertanya kepada dia karena saya penasaran dengan apa yang terjadi saat ini. Selama ini saya tahu dan yakin yang mengetahui apa yang saya perbuat hanyalah Alloh Saja dan malaikat yang mempunyai tugas dari Alloh SWT untuk mencatat amal baik dan buruk  manusia.
“Nanti juga kamu akan tahu  dengan sendirinya, karena eyang yakin kamu akan bisa mengetahuinya.”
Eyang ini menjawab penuh dengan teka-teki.
“Kalau Eyang sudah mengetahui saya banyak dosa, kenapa eyang terus berkeras hati mau memberikan ilmu kepada saya?”
Saya ingatkan kembali pada eyang ini kalau-kalau dia salah memilih orang untuk memberikan ilmu yang selama ini dia yakini bahwa ilmu itu merupakan takdir saya.

“Eyang tidak salah pilih. Eyang yakin hanya kamulah yang mampu memiliki ilmu yang akan eyang berikan. Sekarang kamu duduk menghadap ke kiblat kemudian bacalah surat Al fatihah dengan menahan nafas. Tahan nafas sampai selesai bacaan surat tersebut.”

Saya kemudian duduk seperti apa yang diperintahkan eyang. Saya tahan nafas dan mulailah membaca surat Al Fatihah. Setelah tiga balikan saya lakukan terasa di badan saya seperti ada tenaga yang mengalir dari mulai ujung kaki sampai ubun-ubun. Kadang-kadang terasa hangat dan kadang-kadang terasa dingin.
Tiba-tiba perut saya seperti di remas dan dipelintir Saya hentikan bacaan Al fatihah ini, tapi si eyang suruh saya terus bacakan surat itu dan menahan rasa sakit yang ada di perut. Saya teruskan membaca dan menahan rasa sakit diperut. Semakin lama perut saya terasa semakin sakit. Perasaan isi perut seperti diremas diganti dengan rasa seperti tusukan jarum kemudian terasa panas yang luar biasa. Tapi lama kelamaan rasa sakit di perut menghilang dan saya rasakan anginyang sejuk meniup ke seluruh badan saya. Entah angin datangnya darimana saya tidak pedulikan karena selama ini saya sudah banyak mengalami keanehan-keanehan yang susah dijelaskan dengan rasional.

Tiba-tiba saya merasakan mual mau muntah saya langsung lari ke kamar kecil dan saya muntah. Bau air yang keluar dari perut saya seperti bau ular. Bulu kuduk saya berdiri dan jantung saya berdetak keras. Kenapa saya muntah yang dan mempunyai bau seperti ini.
Saya balik lagi ke tempat tadi dan duduk lagi di sajadah. Baru saja berapa menit  duduk saya mau muntah lagi. 

Akhirnya saya terus bolak-balik ke kamar kecil untuk membuang kotoran yang keluar dari mulut saya. Akhirnya saya ambil ember dan balik ke tempat tadi saya duduk. Saya terus buang muntahan kedalam ember. Menjelang Subuh saya berhenti muntah dan saya lihat hampir seperempat ember sudah diisi dengan air muntahan yang keluar dari mulut saya.
Saya bawa ember  itu dan saya buang di kamar mandi. Setelah itu saya ambil wudhu karena saat itu sudah terdengar suara adzan subuh.

Sejak kejadian itu saya jadi sering memikirkan tentang bentangan dosa yang pernah saya lihat. Kadang-kadang saya tidak sadar menangis sendiri.
Hari itu saya seperti biasa sedang mengerjakan tugas saya menyelesaikan pekerjaan. Fikiran dan hati saya terus bertanya tentang kejadian yang membuat saya malu luar biasa dan menangisi serta menyesali perbuatan saya.

Tiba-tiba suara yang tidak asing lagi di telinga saya datang menyapa saya. Ya, suara si Eyang.
“Jang, sebentar malam kita latihan bersama di atas”

(besambung)